Ini, sekotak rindu untukmu, maukah kamu mencicipinya? Selagi Tuan Waktu masih memberikan detik-detiknya untukmu. Tak mengapa, rindu ini manis kok, tak ubahnya cinta karamel yang kamu berikan padaku tempo dulu. Nyatanya, aku tak memiliki rindu yang asin karena air mata, atau bahkan pahit yang dilumuri kemarahan sih.
Jadi aman.
Kamu mau ‘kan rinduku?
Oh jangan takut, tak ada tanggal kadaluwarsanya. Jadi, jika kamu tak ingin mencicipinya sekarang, simpanlah. Di mana saja, ia pun tak rewel, rindu-rinduku tetap sama meskipun kamu menyimpannya di lemari yang lembab atau di kulkas yang dingin. Ia pun tak membutuhkan ruang yang banyak, hanya sekotak ‘kan? Sekotak rindu. Aku yakin di rumahmu masih banyak tempat kosong yang dapat diselipi rindu-rinduku.
Tapi jangan lama-lama menyimpannya. Karena rindu-rinduku selalu menantimu mencicipinya.
Biar kamu tahu betapa manisnya penantian-penantian panjang itu. Yang dilewati tanpa sedikit pun berhenti memikirkanmu, yang dijalani tanpa sedikit pun berpaling darimu.
Ya, rindu ini milikmu. Memang khusus hanya untukmu.
Jadi jangan takut untuk meninggalkanku. Pergilah sejauh mungkin. Kelilingilah bumi ini sampai kamu terpuaskan. Dan ketika kamu kembali, lelah dengan petualanganmu, jenuh dengan langkah-langkah panjang yang menjauh, pasti akan ada sekotak rindu yang menanti dicicipi olehmu di rumah.
Sekotak rindu manis dariku.
_______________________________
A/N:
Intinya gini sih ya, aku kepengen jadiin ‘sekotak rindu’ ini sebagai pemeran utamanya. Tapi…=,=” nampaknya gagal. Kok yang menonjol malah aku-nya. Tapi ya sudahlah, I try my best, nanti aku bikin lagi. Hehehe. Aku pribadi belum puas sama tulisan ini.
Manis, kok, tulisannya.
*blushing* Semanis yang nulis kan yaaaa? *digiles pake pantat kebo*
Hehehe, terima kasih ya Kak, dan selamat datang di blog saya!^^
Aku request tulisan tentang si lalat dong dic,,,ckckck
Hohoho, kalau sempat ya Kak, sebenarnya saya sudah bikin awalnya kemaren, tapi sadar kalau cerpen itu harus bikin dari tiga sudut pandang tokoh dan kemaren Kak Tegus cuman minta sudut pandang binatang. Kwkwkwkw. Semoga bisa telakoni.
Siiiip aku menanti cerita si lalatnya ya… 😉
Kyaaa, jangan dinanti Kakak, nanti kalau lama selesainya saya yang enggak enak… hehehehe… dibawa santai aja ^^
Jadi, sekotak rindu ini adalah? ;))
Bagus Sekar. 😀
Sekotak rindu? Perasaan, mungkin. kwkwkwkw. Saya sendiri bingung dengan tulisan saya kak. Tapi tetap terima kasih ya sudah berkenan untuk membaca dan berkomentar ^^
Hihi. Ini kan peer dari kakak, jelas harus dibaca. 😛
Di tulisan selanjutnya, coba bermain di bagian penokohannya Sekar.
Ini Kak, saya memang belum begitu pandai menggambarkan penokohan seorang tokoh. Mangkanya kebanyakan tulisan saya pendek2. Hehehe. Sipooo! Terima kasih.
You’ve done really well. Keep up the good work ya. 😀
*blushing* makasih Kak Teguh, senang bisa banyak belajar dari Kakak… ^o^
Sippo. Semoga lain waktu kita bisa berbagi ilmu lagi ya. 😉
iyaaaa^^ ditunggu event2 selanjutnya dari Kakak ^^
Aku boleh icip juga tak? 😀
Silakan diicip, Nona! ^^ Jika kurang, saya masih punya banyak rindu yang menanti diicip! Hihihihi.
*tebarin berkotak-kotak rindu*
*tangkepin rindunya* *masukin ke dalam hati * *simpen* 😀 😀
*tersapu-sapu* #eh *tersipu-sipu* *kasih satu trak rindu*
Boleh diicip juga gak kak? Bosen soalnya sama cokelat dan biskuit mulu, hehe. Ceritanya manis kak, suka yang paragrafnya gak panjang-panjang 😉
silakan diicip! Slurps! Saya masih punya banyak, silakan datang kembali jika ingin tambah! :*