[Coretan Dicta] Poetica’s Journal : PR-nya Sudah Selesai Belum?

menulis

Okay, setelah didesak oleh perasaan aku-harus-bikin-jurnal-biar-ingat-pelajarannya juga karena kakak-kakak yang lain pun bikin; maka aku pun membuat jurnal ini sebagai rangkuman jurnal-jurnal sebelumnya. Untuk ke depannya, aku usahakan untuk terus membuat jurnal di setiap pertemuan. Menyadari daya ingatku yang sempit, kurasa, aku memang harus melakukan ini.

Pertama-tama, mungkin kalian bertanya-tanya, apa itu Poetica? Poetica secara harafiah berarti ‘karya sastra’ yang dicetuskan oleh Mbah Aristotle. Maka, kata itu pun kami—aku dan seluruh kakak-kakak di Poetica—jadikan sebuah spirit dan dan semangat untuk terus berkarya di dunia yang ‘kepalang tanggung’ kami cintai ini. Hehehe.

Poetica berdiri sekitar 3 – 4 bulan yang lalu, tapi kalau aku ceritakan gimana bisa bergabung dengan kakak-kakak kece di Poetica ini, mungkin  bakal belibet dan aku sendiri enggak sanggup untuk nulisnya. Tapi yang jelas, waktu itu aku dan Adiez onni (Dandelion Notes)  dikenalkan oleh Kak Teguh  (Petrichor Majesty) kepada Kak Wulan (Luna Story) selaku admin juga pengatur jadwal pertemuan Poetica. Maka, kami pun bergabung dan saling berkenalan dengan penulis-penulis kece lainnya.

Pertemuan Pertama:

Semua saling mengenal dan tukeran link blog. Ternyata aku yang paling muda (entah harus senang atau sedih), jujur, waktu itu aku canggung banget, aku sendirian yang masih SMA di sana, kakak-kakak yang lain sudah pada kuliah yang otomatis tulisannya lebih dasyat menggelegar ulalala (wakakaka). Tapi, untunglah mereka sangat ramah dan masih mau membimbing anak bau kencur kayak aku ini. (Fiuh!)

Di pertemuan hari itu, Kak Teguh sebagai ‘guru’ kami pun hanya memberikan sedikit tantangan seperti melanjutkan sebuah kalimat, yang bertujuan untuk mengasah kita jangan-berhenti-menulis-hanya-karena-enggak-cocok-kalimat-pertamanya. Kemudian, menulis dengan rima. Ada rima a-b-a-b, ada rima a-a-a-a, ada rima a-a-b-b. Semua tulisan langsung ditulis di konfrensi Yahoo! Messenger itu.

Nah, kemudian di akhir pertemuan, tiba-tiba aja aku disuruh duet dengan Kak Wulan dengan DL 20 menit!!? O.o Aku sempat shock! Itu pertama kalinya aku duet, dan dengan orang yang lebih senior lagi! Ini tangan gemetaran. Tapi akhirnya, kami pun berhasil membuat sebuah tulisan komedi-romantis. Hahaha.

Ini dia tulisannya —> Pangeran Cinta – With Wulan Martina

Pertemuan Kedua:

Kali ini lebih serius, topik yang diangkat pun adalah sudut pandang dalam penulisan, apa sesungguhnya protagonis dan antagonis, juga tentang karakter dan karakteristik. Untuk kali ini, semua hal baru bagiku. Jujur, selama ini aku enggak pernah mikirin tentang sudut pandang, well, aku ini nulis ya apa yang kepengen ditulis. Memilih sudut pandang juga suka-suka aja. Hahaha. Bahkan enggak tahu fungsi juga bagaimana menulis yang baik.

Maka, di sini aku baru tahu, kalau karakter itu adalah tokoh yang kita gerakan, sementara karakteristik adalah  hal-hal yang menjelaskan bagaimana watak, sifat, dan apa yang tengah dilakukan oleh si karakter.

Sedangkan protagonis dan antagonis bukan berbicara tentang baik-buruknya sebuah karakter. Tapi bicara mengenai siapa yang menjadi “utama” dan “pendukung” cerita. Protagonis itu adalah tokoh utama/sentral; tokoh yang menjadi penentu cerita sepanjang tulisan; tokoh yang “utama” diceritakan penulis. Sementara antagonis yang kebalikannya.

Kemudian, aku pun tahu, kalau kita punya tiga sudut pandang dalam menulis:

–          POV 3 : Sudut pandang orang ketiga, yaitu sudut pandang yang tahu segalanya dalam cerita. Kita sebagai penulis berpolah sebagai Tuhan dalam tulisan kita, yang menceritakan segalanya. Contoh:

Dono jengkel pada lalat peliharaannya, seberapa pun sampah yang ia berikan pada Bruno–lalat peliharaannya itu–tak sedikit pun ia bertambah besar. “Ayo cepat makan! Biar kau cepat besar!”

–          POV 1 : Sudut pandang orang pertama, yaitu sudut pandang yang menjadikan si penulis sebagai pelaku dalam cerita tersebut. Contoh:

Manusia bodoh! Mana mungkin aku bertambah besar! Aku kan lalat, tubuhku ini ya segini-gini aja. Unyu-unyu, dalam bahasa manusia. Lagipula, manusia ini aneh, kenapa memelihara aku–lalat–sebagai hewan peliharaannya, lantas menamaiku Bruno pula!? Heloooooo?! Aku ini ceweeek yaaa! Ceweeek! HUH! Apa perlu kubuka rokku agar dia tahu kalau aku ini cewek!

–          POV 2   : Sudut pandang yang seakan-akan kamu berbicara langsung dengan pembaca kamu, kamu membawa pembaca kamu ke dalam cerita. Contoh:

Kamu! Yang tengah mengibas-ibaskan rokmu hingga yang berada di bawah ini memandang penuh seluruh siapa kamu. Kenapa kamu tak hinggapiku? tidakkah kamu tergiur dengan aroma ini, yang menyengat juga digilai berbagai macam jenismu yang lain. Yang sengaja ia berikan padamu untuk menjadi budakmu, menjadi santapan satu-satunya mahkluk tercantik sejagad raya ini. Oh, aku menantimu, sayang, di sini, di bawah sini. Sudah puas birahiku menatap rokmu yang berkibar, sekarang saatnya dirimu menyatapku. Cumbu aku!

 

Diakhir pertemuan, aku pun mendapat PR pertamaku, yaitu menulis sebuah cerita dengan benda sebagai tokoh utamanya. Emmmh, ini tulisannya Sekotak Rindu, tampaknya aku gagal menghidupkan ‘rindu’ di sini, sebagai tokoh utama.

Pertemuan Ketiga dan Keempat:

Aku enggak ikut pertemuan ini, waktu itu Papa sedang berada di rumah sakit, dan kemudian Papa tiada hingga aku pun harus memerisapkan segala sesuatu seperti pemakaman dan sebagainya sampai tujuh hari Papa.

Tapi tentu aja hal itu tidak menyurutkan semangat menulisku. Seperti yang pernah kuceritakan di  posting-anku dulu tentang Papa dan Dunia Kepenulisan. Aku tak akan pernah meninggalkan dunia ini, karena aku pernah berjanji kepada Papa, kalau suatu hari nanti kami akan duduk berdua dan menggenggam buku yang kutulis sendiri sembari berbincang tentang tulisanku. (Ah, mewek lagi *ngelap air mata*)

Sayang, janji itu belum sempat kupenuhi, tapi impianku untuk menulis sebuah buku tetap harus terlaksana!! 😀

Maka, aku pun tetap menerima PR dari Kak Teguh. Menulis sebuah tulisan Diskriptif-Naratif yang berdasarkan sebuah lagu Michael Buble – Lost dan tulisan itu pun kuberi judul: Lost Together

Tugasnya ternyata enggak cuman satu, karena bolos juga di pertemuan keempat, aku pun diminta berduet dengan salah satu pendatang baru di Poetica, Kak Aam (De Reizen). Kami diminta membuat tulisan Tragis-Komedi dan ini dia tulisannya! Berjudul: Udin Saripudin Anak Orang Kaya

Pertemuan Kelima:

Untuk kali ini aku ikut! Dan temanya hari ini adalah Alusi atau lebih biasa dikenal sebagai refrensi. Alusi terbagi menjadi tiga, yaitu:

–         HA (historical allusion) : alusi/referensi yang digunakan berasal atau didapatkan dari kejadian atau peristiwa-peristiwa tertentu yang tercatat di sejarah, atau yang terjadi di sekeliling kita, seperti konteks sosial budaya.

–       MA (mythical allusion) : alusi/referensi yang digunakan berasal dari mitos atau cerita yang ada dan berkembang di masyarakat.

–         BA (biblical allusion) : alusi/referensi yang digunakan berasal dan biasanya diformulasikan dari ayat-ayat suci. Biblical disini mencakup seluruh kitab suci yang dimiliki setiap pemeluk agama dan keyakinan apa pun.

Nah! Di pertemuan kali ini ternyata Kak Teguh sedang keluar evil-nya, enggak tanggung-tanggung, dia kasih dua PR sekaligus! Pertama adalah membuat sebuah tulisan yang memiliki alusi. Entah itu HA, MA, atau BA. Harus ada alusinya deh! Dan yang kedua adalah duplikasi tulisan beliau yaitu  Semesta Rasa!

Woah, tahu aja semua anak-anak Poetica lagi libur, makanya dikasih tugas banyak-banyak. Hihihi. Maka, sehari setelah pertemuan, mulailah anak-anak Poetica saling menggoda dan bercanda di Twitter tentang sudah-selesai-belum-PR-nya? Ada yang masih bingung, ada yang baru mulai nulis, tapi bahkan ada yang sudah selesai!! Emejing deh! Kakak-kakak itu memang beda dengan aku yang kecepatan menulis setara dengan bekicot yang lagi keseleo. Lelet banget!

 Tapi so far, aku pun tuntas menyelesaikan semua PR itu! Yihi!

PR Alusi                   : [Fanfiction/Ficlet] This is Really Goodbye

PR Duplikasi          : Perkara Waktu

Hahaha, yak! Sekian jurnalku. Di pertemuan berikutnya aku yakin pasti masih banyak sekali ilmu-ilmu yang didapat juga PR-PR seru yang menanti. Hahaha. PR-PR yang akan membuat anak-anak Poetica saling menggoda di Twitter dengan pertanyaan:

PR-nya Sudah Selesai Belum?

_____________________________

A/N:

Bagi kalian yang ingin bergabung dengan Poetica, caranya sangat gampang! Follow aja Kak Wulan (@wulanparker) dan siapkan akun Y!M kalian!

Kemudian, sebagian dari tulisan ini aku ambil dari blog Kak Teguh dan Kak Wulan, karena jurnal di sana sangat lengkap! Hehehe.

Terus kunjungi Blog Poetica, ya! Di sinilah semua tulisan kami berkumpul, dan berpadu menjadi satu ^^!

http://wordsofpoetica.wordpress.com/

28 respons untuk ‘[Coretan Dicta] Poetica’s Journal : PR-nya Sudah Selesai Belum?

    1. Yah, memang bisa dibilang niat sih. Hahahaha. Saya memang pelupa, Kak, takutnya ilmu yang saya dapat dari Poetica menguap begitu saja karena enggak pernah dijurnalin. ^^ Jadi saya memang kepengen terus bikin jurnal ini.

    1. Wah! Ayo disempatkan, Kak! Mari bergabung! Menulis dan berbincang ramai-ramai itu seru banget loh, Kak! #ngomporin

      Ngomong2, ini pertama kalinya kakak mampir ya? Wah, terima kasih sudah mau mampir ke blog saya ya Kak! 😀 Silakan datang kembali!

  1. Makasih ya de! Satu, untuk jurnalnya. Dua, untuk kesediaannya tetap menulis bersama semua di Poetica. Ketiga, untuk semangatnya! Jangan kapok ya. Peer baru masih banyak. 😀 *anteng, hehe

    1. Sama-sama, Kak! Wah, siap! Saya pasti terima PR-PR yang Kakak kasih dengan hati gembira! 😀 Terima kasih juga telah berbagi ilmu dengan saya ya Kak! 😀 ilmu Kakak bakal saya simpan dan gunakan sebaik-baiknya! 😀

      1. gabung yah? hehe gmana caranya? aku kan tidak pandai membuat jurnal dan sebagainya sepertimu hehe

      2. Yuk! Gabung aja! Siapin akun Y!M aja terus add aku sama Kak Wulan di atas lewat Y!M. Kalau mau tanya2 langsung di aku Twitternya aja. Pertemuan berikutnya antara tanggal 9 — 12. ^^

    1. Hahaha, saya kan enggak bikin jurnal yang kemaren-kemaren, jadi ya saya bikin aja semua nya jadi satu ^^

      Ayuk!! 😀 Tapi saya sudah mau sekolah –” mari menilik jadwal anak SMA yang sok sibuk ini.

      1. Siapa lagi. Tebak saja. Hihi.

        Jangan ngerasa tuir gitu. Ini panggilan resmi dari admin ke pengunjung dan kontributornya. 😛

      2. Adminnya Kak Lia dan ya, Petrichor, :)) x))

        ayooo semakin semangat dan produktif ya menulisnyaaa

  2. Aku panggil dek aja deh biar Dicta senang. Makasih buat jurnalnya yah dek, aku yang baru ikut sekali (kelas alusi) senang bnget bisa baca jurnal dengan lengkap.
    Sama-sama saling belajar yah 🙂

    1. Cihuy! Berasa muda. Hahahaha. (alah, tetep aja muka lu boros Dict!). Errrr.. ini jurnal enggak lengkap2 amat kok Kak, khususnya pertemuan 3 dan 4, saya skip banyak. Di sana malah curcol abis2an –__– Caper banget diriku ini.

      Sama-sama Kak! Saya juga masih belajar bikin jurnal yang bener, mari saling membantu! #bow

    1. Enggak langsung kok, Kak, lewat Konfrensi Yahoo! Aja, Hihihi. Saya bilangnya pertemuan, soalnya konfrensi itu kayak ngobrol di kedai kopi bareng2, tapi bedanya kita ngobrolnya pake chat gitu. Hahahaha.

      Yuk! Kak! Ikutan! Ikutan! Biar makin ramai!

  3. waaah, hebat! peer nya sudah diselesaikan semua 😀 *garukgarukkepala*

    Aku belum bikin peer. 😦 *dijitak teguh n wulan*

    Semangaaaaattt! 😀

Tinggalkan Balasan ke 'Ne Batalkan balasan